Senin, 23 Agustus 2010

obsession part 4 *dedikasi buat slh 1 sahabatku* :)

sebelum baca ini, perlu kalian ketahui, cerita ini pake sudut pandang pertama, dan dia seorang cewek, jadi.. kalo ada nama cowok dan bilang suka-suka,,, bukan berarti saya hombreng loh ya, ini sudut pandang cewe, SEKALI LAGI INI SUDUT PANDANG CEWE, oke, jadi lets cekidot!

aku melihatnya! aku sempat mengucek-ngucek mataku dulu, sebelum yakin kalo dia bener-bener Stefan yang asli, stefan pacarku, Stefan.... bukan... kukucek-kucek mataku sekali lagi, ya dia emang bener-bener Stefan! Stefan yang datang ke kampusku, tapi bukan menjemputku, tapi menjemput cewek lain, dari fakultas yang aku kurang tau gedung apa... langsung dengan sekejap meluaplah emosiku, aku bingung,,, dengan sigap aku ambil HPku dan langsung ku telepon Stefan, berpura-pura nggak ngerti apapun...
'HALO!', ucapku ketus
'ada apa beb? *wkakak*', ucap Stefan, kedengeran banget kalo dia lagi ada di jalanan
'bisa jemput aku ga?', ucapku tanpa ba-bi-bu
'aduh, sorry banget yang, aku masih harus ngurusin orderan dulu, sekarang aja aku lagi mau jalan ke Jakarta Pusat', ucap Stefan dengan suara yang INNOCENT banget, dan tanpa ada kata-kata lain langsung ku tutup teleponnya, aku berlari ke pohon di belakang universitas, disitu suasananya enak banget, dan sesampainya disana, aku langsung duduk sambil menutup mukaku, aku menangis, lah... kok bisa nangis? aku juga heran, padahal aku orangnya termasuk orang yang jarang nangis loh...
'Tissue?', ucap seseorang di sebelahku sambil memberikan tissue, kulihat... Ernest tanpa ekspresi memberikan kepadaku tissue, akupun langsung mengelap mukaku menggunakan tissue tersebut, 'ada masalah apa re? kok nangis?'
'ga apa-apa', ucapku sambil memandang ke depan... kosong...
'bener ga apa-apa? kalo kamu mau cerita ke aku, ga apa-apa kok', ucap Ernest, aku melihat mukanya, masih sama, serius, dan nggak ada tampang banyolan bin bikin ilfil kaya biasanya...
'kamu bisa dipercaya buat jaga rahasia?', ucapku, saat ini yang penting aku pengen mencurahkan isi hati, Daniel sama Luci masih ada Kuliah, Tiara? sibuk buat ngurusin Karawitan di kampus kita...
Ernest mengangguk. Dan setelah itu kembali aku nangis sambil curhat, dan semenjak itu juga, aku bakal coba menghilangkan rasa Ilfil-ku sama Ernest...
-----------------------------------------
'siapa yang kamu boncengin tadi siang?', ucapku waktu Stefan main ke rumahku, sengaja aku nggak bilang apa-apa sebelum dia main ke rumahku
'maksud kamu?', ucapnya biasa aja tapi bisa aku liat dari mukanya, dia udah gelagapan
'masih nggak mau ngaku?', ucapku berusaha buat ga nangis (lagi), gila aja apa aku nangis terus....
'oke eemm, dengerin penjelasan aku dulu ya', ucap Stefan sambil memegang tanganku, tapi langsung aku tepis...
'udah cepet jelasin!', ucapku
'jadi gini, dia emang temenku, aku kenal dia karena dia adik temen kerjaku, namanya Winona, dia dan aku emang udah kenal baik, dan hari ini kakaknya nggak bisa jemput, jadi aku yang suruh jemput', ucap Stefan
'jadi? aku harus percaya kamu gimana? emangnya omonganmu dengan semudah itu bisa dipercaya?', ucapku ketus
'kamu bisa tanya Nona sendiri kalo kamu mau?', ucap Stefan
'terus, kenapa waktu aku tanya kamu dimana, kamu bilang lagi mau ke mana itu lah, padahal kamu lagi sama Nona kan?', ucapku mulai meradang
'aku takut kamu marah sama aku', ucapnya pelan
'hahaha... dan sekarang? apa bedanya? sama-sama marah kan?', ucapku kesel
diem.... nggak ada satupun yang bicara....
'aku janji, aku nggak akan ngelakuin itu lagi', ucap Stefan
'dengan apa aku bisa tau kalo janji itu bisa dipegang?', ucapku tetep ketus, ga etis banget ya kalo karena cuma janji lalu aku jadi lembek, roti mbok lembek! :P
'oke, aku ngaku salah, dan hal itu nggak akan aku lakuin lagi...', ucapnya sambil mengangkat tangannya, yaelah... aku menahan tawa
'oke, aku pegang janji itu... tapi, aku belum bisa maafin kamu!', ucapku sambil masih pura-pura marah
'lah? kok... kamu masih nggak bisa maafin aku?', ucap Stefan
'iya, karena kamu udah ngelakuin hal yang bikin aku marah!', ucapku masih (pura-pura) ketus
mendadak dia berposisi layaknya dia mau nembak aku, hah? drama romeo sama juliet mbok...
'aku bener-bener janji, aku nggak akan lakuin itu lagi', ucap Stefan sambil memegang tanganku, OOOH, so sweeettt!!! aku bener-bener tega kalo aku ga maafin dia, dan langsung dia memeluk aku.... dan semua... berakhir indah....





Fin... Eps 4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar