Rabu, 08 September 2010

obsession part 7 *dedikasi buat slh 1 sahabatku* :)

sebelum baca ini, perlu kalian ketahui, cerita ini pake sudut pandang pertama, dan dia seorang cewek, jadi.. kalo ada nama cowok dan bilang suka-suka,,, bukan berarti saya hombreng loh ya, ini sudut pandang cewe, SEKALI LAGI INI SUDUT PANDANG CEWE, oke, jadi lets cekidot!

‘oke, semuanya udah berkumpul?’, ucap Nada, hari ini kita bakal pergi ke dufan nih
‘aku duduk disini ya Els’, ucapku, Elsa tersenyum
‘boleh dong, sini’, ucapnya menepuk kursi yang berada di sebelah jendela, dan akhirnya aku duduk dengan dia, beberapa anak belum datang sehingga kami harus menunggu mereka, jadi di sela-sela menunggu aku ngobrol dengan Elsa,,, tapi mendadak..
‘WAAA!!’, seseorang mengagetkanku dari belakang,,, Ernest
‘eh, kaget, Ernest! Apaan sih!’, ucapku, Ernest duduk dengan Riza, temen dekatnya yang sama-sama engg... well yah, sedikit kocak
‘gue kaga ngerti ape-ape loh ye! Tuh si Ernest yang minte duduk di sini’, ucap Riza, dengan logat Betawinya yang kental, dia emang anak Betawi asli,,, jadi dia cukup terkenal di kampus dengan logatnya itu
‘iya, aku yang minta, biar bisa deket sama kamu terus Re!’, ucap Ernest, woek,woek... OMG... tapi ko mukaku malah merah sih ya
‘apaan sih lo!’, ucapku lalu kembali menghadap depan...
‘MAU?’, ucap Elsa yang udah membuka chitato besar dan membagikannya padaku
--------------------------------------------------
Baru aja sampe,,, si Ernest langsung deket-deket sama aku... TERUUUUUUUS! Dan itu berlanjut mulai dari kita main halilintar, ontang-anting, dan sebagainya,,, apalagi waktu kita main kora-kora, dengan memaksa Elsa, dia minta biar dia berada di belakangku pada saat antri... zzz, capek deh! Sebenernya dia biasa aja sih, malah aku kasian liat dia, waktu aku lagi ngobrol sama Elsa, dia diem menghadap depan di sebelahku
‘eh.eh... gue fotoin dong same si Rea!’, ucap Riza memberikan kameranya ke Elsa
‘o...oke’, Elsa menghitung dan cekrik!
‘eh...eh, aku juga dong!’, ucap Ernest mendadak ikut...
‘aku juga, aku juga!’, mendadak salah satu temenku, Biyan juga ikut, hasilnya... kita bertiga foto bersama di depan istana boneka, yeah, 3 cowo dan 1 cewe
‘makasih ye Els’, ucap Riza lalu pergi bersama Biyan, dan kembali menjadi... kita bertiga...
‘jadi mau kemana lagi?’, ucap Ernest
‘aku...aku mau cari April dulu ya, kayanya tadi dia nelpon aku’, ucap Elsa
‘eh Els...’, tapi Elsa nggak memperdulikan aku, yeah! Jadi sekarang tinggal kita berdua...
‘mau ke istana boneka?’, ucap Ernest
-------------------------------------------------------------
‘aku duduk situ dong Els’, ucap Ernest, ketika kami di bus
‘apaan sih? Ga mau’, ucap Elsa
‘pliiisss’, kata Ernest
‘ga usah ah’, ucapku, ‘kan kamu udah dibelakangku nest’
‘pengen lebih deket’, ucap Ernest
‘oiii!!!’, PLAK! Mendadak kepala Ernest dipukul kertas oleh temanku yang lain, namanya Tara, tapi biasa dipanggil si Oma, soalnya kalo ngomong mirip banget sama Oma-oma
‘si Elsa kan bilang ga mau, jangan dipaksa Ernest!’, ucap si Oma
‘ye, si Oma nih, main pukul-pukul aja! Ayolah Els, pliissss’, ucap Ernest
‘ga mau ya ga mau, kalo mau nih duduk di sela-sela aku sama Rea aja’, ucap Elsa
‘bener ya!’, ucap Ernest, tau-tau... Ernest berusaha masuk diantara Elsa dan aku..
‘EH! Sempit odong!’, ucap Elsa memukul pundak Ernest
‘aw! Salah sendiri ngomong suruh duduk di sela-sela kalian berdua’, ucap Ernest
Dan akhirnya dengan keterpaksaan Elsa memilih berpindah tempat duduk dengan.. yeah Riza,,,,
‘hai’, ucap Ernest
‘hai’, ucapku pelan, tanpa memperdulikan Ernest dan memasang pembatas antara aku dan Ernest
‘topi kamu bagus!’, ucap Ernest menunjuk topi baret ku yang berwarna biru tua-putih
‘makasih’, ucapku
‘jadi gimana hubungan lo sama Stefan?’, ucap Ernest, diiringi dengan jalannya mobil
‘nothing, kaya biasa, dia nggak bisa dihubungi’, kataku, aku nggak menghadap Ernest, aku melihat kaca jendela, belum begitu sore, jam masih menunjukkan pukul 4.30, sehabis ini kita akan jalan ke Puncak dan makan disana...
‘dan, kamu masih suka sama dia?’, ucap Ernest, aku tidak menjawab apapun, aku rasa ini pertanyaan yang retoris, nggak perlu jawaban...
‘Re?’, ucap Ernest, aku menghadap ke dia... 1 menit, 2 menit.... nggak ada pertanyaan
‘ada apa?’, ucapku
‘ga apa-apa, Cuma pengen liat mukamu’, ucap Ernest, mendadak mukaku merah, apaan sih.... aku tersenyum kecil sambil kembali menghadap jendela, dia juga tertawa, masakah aku suka sama dia...
-------------------------------------------



Fin eps 7

Tidak ada komentar:

Posting Komentar