Ini udah 2 minggu, parah! Stefan ga pernah ngehubungin aku... kalo gini terus, aku nggak tau beneran harus berbuat apa... ugh... tapi setauku hari ini dia pulang sih, aku mau buat surprise aahh,,, langsung ku telepon asisten Stefan, Bruno, dia satu-satunya orang yang bisa kuhubungi ketika Stefan ga bisa dihubungin, dan berdasarkan keterangan dari Bruno, Stefan bakal pulang jam 18.30, oke, aku bakal dateng ke Bandara, pasti dia bakal seneng banget deh, surprisee!!! Kulihat jam menunjukkan pukul 17.00, wah, 1 jam lagi, aku harus bergegas nih...
-------------------------------
Bandara Soekarno-Hatta ramai dipadati oleh berbagai orang, mulai dari yang lokal sampai dengan wisatawan luar negeri, kulihat jam menunjukkan pukul 18.10, itu berarti 20 menit lagi pesawatnya Stefan bakal dateng,, horeee!!! Kuhabiskan segera Cappucino latte dan cheese cake-ku dan bertepatan dengan itu, aku melihat Stefan,,,, ternyata keluarnya lebih cepat dari perkiraanku
‘Stefan!’, ucapku, dia menghadapku, mematung sejenak, dan tertawa, tapi... maksa
‘Hei, yang, udah lama?’, ucapnya merangkulku
‘belum, kamu kemana sih?’, ucapku, ‘telepon kok nggak pernah di angkat?’
‘Hei Stef’, tiba-tiba saja seorang cewek datang dengan setelan mini dress yang ketat, rambutnya tergerai panjang dan memakai high heels warna merah merona
‘Hei....Kei, aku udah nungguin dari tadi loh’, ucap Stefan, siapa dia...
'oh, terus ini siapa?’, ucap seseorang yang dipanggil Stefan Kei
‘ini... enggg, ini....sahabatku, namanya Rea’, Stefan nggak bisa ngucapin apa-apa, what??? Sahabat! Aku bingung,,, apa-apaan ini???
‘Rea, kenalin ini... Keisha, Keisha, kenalin ini Rea’, ucap Stefan
‘siapa dia?’, ucapku
‘ung...’, Stefan garuk-garuk kepala
‘aku.... aku pacarnya, ya kan?’, ucap Keisha tanpa ragu...
‘oh, jadi...OoooH, bagus!’, ucapku sambil bertepuk tangan, Keisha semakin kebingungan...
‘aku...aku bisa je...’, ucap Stefan
‘CUKUP!’, seruku, beberapa orang yang lewat bingung’CHICKEN lo Stef!’
Dan setelah itu aku pergi dan tersenyum ke Keisha
‘Selamat ya Kei, semoga...langgeng’, ucapku sambil menahan air mata...
-------------------------------
Ga tau udah berapa puluh telefon dan SMS masuk dari Stefan, giliran gini aja dia telefon sampe pulsa bonjrot... aku masih nggak percaya Stefan bisa kaya gini,,, tissue udah berserakan di lantai kamarku, oh my!
‘Sayang.... ada Stefan itu dibawah’, ucap mamaku, yah, mau nggak mau aku harus menghampirinya kan??? Dia udah di rumah
‘ada apa?’, ucapku mengusap air mata
‘maafin aku’, ucapnya pelan
‘jelasin sama aku Stef, ada apa!’, seruku
‘Keisha emang pacarku’, ucapnya sambil menunduk
‘lo,,, lo Breng*ek Stef!’, ucapku, airmataku kembali mengalir
‘sebenernya Keisha itu anaknya temen papaku Re’, ucap Stefan
‘ya ya ya, setelah siapa itu yang sering kamu jemput adalah adiknya temenmu, terus Keisha anaknya temen papamu, besok siapa lagi? Pembantuku? Tukang kebunku?’, ucapku sambil masih terus terisak, hening...
‘aku sayang sama kamu stef, tapi kenapa kamu harus kaya gini sih?’, ucapku, hening lagi, Stefan nggak bisa ngomong apa-apa, dia bingung...
‘aku rasa, mungkin ini waktunya’, ucap Stefan, ‘mungkin waktu yang tepat, buat kita putus Re’
‘aku, aku nggak mau Stef!’, ucapku, ‘kamu bilang kamu sayang kan sama aku? Kenapa kamu malah putusin aku?’, hening lagi...
‘aku ngerasa kita udah nggak cocok Re’, ucap Stefan
‘WHAT! Bagian mana yang kita nggak cocok? Bagian manaa??’, ucapku, aku mulai terisak (lagi)
‘kamu mau papaku bangkrut?’, ucap Stefan, aku mendadak menghadap ke Stefan
‘maksud kamu?’, ucapku
‘Keisha, dia itu anak dari temen papaku, aku disuruh berpacaran dengan dia, agar perusahaan papaku dan perusahaan papa Keisha bisa berkoalisi’, ucap Stefan
‘sebegitu penting uang buat kamu Stef?’, ucapku, ‘setidaknya nggak perlu kan pacaran dengan Keisha?’
‘nggak bisa Re, kamu tau kan, papaku keras kepala’, ucap Stefan menunduk dan memegangi kepalanya
‘bentar lagi ulangtahunku Stef, kamu inget apa yang kamu bilang dulu?’, ucapku
‘aku inget, tapi sekarang keadaannya beda Re!’, ucap Stefan, ‘kamu ngerti sedikit dong’
‘aku nggak ngerti bagian mana?’, ucapku, ‘aku selalu ngertiin kamu, malah kamu yang nggak ngertiin aku!’
‘aku bener-bener minta maaf Re, tapi untuk kali ini, aku bener-bener minta kita putus, tapi aku janji, kamu bakal tetep ada di ruang istimewa yang ada di sini’, ucap Stefan memegang tanganku dan menyentuhkannya tepat di dadanya...
‘makasih Stef, aku tau, aku tetep sayang kamu’, dan untuk pertama dan terakhir kalinya,,,, kami berciuman....
Fin eps 8
Tidak ada komentar:
Posting Komentar